Senin, 01 Mei 2017

pengantar Organisasi





KERAGAMAN DALAM ORGANISASI


Disusun oleh:
Putu Budiyasa (1602020002)






FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
2017








Bab 1 Pendahuluan
1.1  Latar belakang masalah
Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan dalam kehidupan dimasyarakat. Keragaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di masa silam, kini diwaktu-waktu  mendatang sebagai fakta, keragaman sering di sikapi secara berbeda di satu sisi di terima sebagai fakta yang dapat memperkaya kehidupan bersama, tetepi di sisi lain dianggap sebagai faktor penyulit. Kemajemukan bisa mendatangkan konflik yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak di kelola dengan baik.
Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman identitas yang disandang. Kesetaraan merupakan hal yang inheren yang dimiliki manusia sejak lahir. Setiap individu memiliki hak-hak dasar yang sama melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau disebut dengan hak asasi manusia. Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan dapat terwujud dalam praktik nyata dengan adanya pranata-pranata social, terutama pranata hukum, yang merupakan merupakan mekanisme control yang secara ketat dan adil mendukung dan mendorong terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan dalam kehidupan nyata. Kesetaraan Individu melihat individu sebagai manusia yang berderajad sama dengan meniadakan hierarki atau jenjang sosoal. Yang menempel pada dirinya berdasarkan atas rasial, suku bangsa, kebangsaan ataupun kekayaan atau kekuasaan.
Setiap individu adalah unik, yang berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain. Dengan demikian prilakunya juga akan unik. Oleh karena itu jika pemimpin memahami hal ini dengan baik maka ia akan mampu menggerakan karyawannya dengan lebih arif dan bijak yang ujungnya adalah pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisen.

1.2  Perumusan masalah
·         Apa yang dimaksud dengan Organisasi ?
·         Apa yang dimaksud dengan Perilaku Individu ?
·         Apa yang dimaksud dengan Diversity in Organization ?
·         Apa manfaat dari Keragaman dalam organisasi ?
·         Apa saja Tingkat-tingkat Keragaman?
·         Apa saja Kendala dalam Proses Penerimaan Keragaman ?

1.3  Tujuan
·         Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Organisasi.
·         Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Diversity in Organization.
·         Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Perilaku Individu.
·         Untuk mengetahui apa manfaat dari Keberagaman dalam Organisasi.
·         Untuk mengetahui apa saja Tingkat-tingkat Keragaman.
·         Untuk mengetahui apa saja Kendala dalam Proses Penerimaan Keberagaman.
.
Bab 2 Tinjauan Pustaka
2.1   Pengertian  Organisasi
Telah banyak definisi tentang organisasi yang dikemukakan para ahli. Diantaranya adalah Robbins, S.P., (1986) yang mengatakan bahwa Organisasi adalah satuan sosial yang terkoordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi atas dasar yang relatif kontinu untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama. Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerja sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan (Gitosudarmo, I., dkk., 1997).
        
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sekumpulan orang dapat dikatakan sebagai organisasi jika memenuhi 4 unsur pokok, yaitu:
1.    Organisasi itu merupakan suatu sistem,
2.    Adanya suatu pola aktivitas,
3.    Adanya sekelompok orang,
4.    Adanya tujuan yang telah ditetapkan.

2.2   Pengertian Perilaku Individu
Perilaku individu adalah suatu sikap atau bentuk interaksi antara individu dengan lingkungannya. Setiap individu adalah unik, yang berbeda antara individu yang satu dengan yang lain.

2.2.1 Ciri-ciri Biografis
Ciri-ciri yang melekat pada individu antara lain:
a.    Usia
Dalam banyak kasus, secara empiris terbukti bahwa umur menetukan prilaku seorang individu. Umur juga menentukan kemampuan seorang untuk berkerja, termasuk bagaimana dia merespons stimulus yang dilancarkan individu/pihak lain.

b.   Gender atau Jenis Kelamin
Pada hakikatnya Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan berbeda, Tuhan juga memberikan peran, tugas, dan tanggung jawab yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dilingkungan keluarga. Secara fisik laki-laki dan perempuan  juga berbeda. Karena kodratnya karyawan wanita lebih sering tidak masuk kerja dibanding laki-laki, misalnya karena hamil, melahirkan, dll. Walupun demikian kartyawan wanita memiliki sejumlah kelebihan dibanding karyawan laki-laki. Karyawan wanita cenderung lebih rajin, disiplin, teliti dan sabar.

c.    Status Perkawinan
Karyawan yang sudah menikah dengan karyawan yang belum/tidak menikah akan berbeda dalam memaknai suatu pekerjaan. Begitu juga dangan tingkat kepuasan kerja. Karyawan yang sudah menikah menilai pekerjaan sangat penting karena dia sudah memiliki sejumlah tanggung jawab sebagai kepala keluarga.

d.    Jumlah tanggunga
Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa semakin banyak jumlah tanggungan dalam keluarga seorang karyawan, maka tingkat absensi akan semakin tinggi. Ada sejumlah alasan untuk tidak hadir di tempat kerja bagi karyawan yang sudah berkeluarga dan memiliki cukup banyak tanggungan. Jumlah tanggungan juga ikut menetukan tingkat produktivitas kerja seorang karyawan.
e.    Masa kerja     
Belum ada bukti yang menunjukan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka tingkat produktivitasnya akan meningkat. Namu demikian banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa semakin lama seorang karyawan bekerja, semakin rendah keinginan karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya.

2.2.2 Kinerja Individu
Perilaku individu dapat dipengaruhi oleh effort (usaha), ability (kemampuan) dan situasi lingkungan.
1.    Effort (usaha), usaha individu diwujudkan dalam bentuk motivasi. Motivasi adalah kekuatan yang dimiliki oleh seseorang  dan kekuatan tersebut akan melahirkan intensitas dan ketekunan yang dilakukan secara sukarela.
2.    Ability (kemampuan), ability individu diwujudkan dalam bentuk kompetensi. Individu yang kompeten memiliki pengetahuan dan keahlian.
3.    Situasi lingkungan, memiliki dampak positif atau sebaliknya, negatif. Situasi lingkungan yang kondusif, misalnya dukungan dari atasan, teman kerja, sarana dan prasarana yang memadai, dll.situasi lingkungan yang negatif, misalnya situasi kerja tidak nyaman karena sarana dan prasaran yang tidak memadai, tidak adanya dukungan dari atasan dan teman kerja.
 
2.3   Diversity in Organization
Diversity in Organization adalah keragaman/perbedaan di dalam suatu organisasi. Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaaan-perbedaan dalam berbagai bidang yaitu usia, agama, ras, fisik, gender ideologi, dan budaya (masyarakat yang majemuk). Keragaman dalam organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting saat ini. Dengan keragaman, organisasi dapat memperoleh berbagai pandangan, kemampuan, dan berbagai hal untuk mengatasi permasalahan organisasi atau perusahaan, dan dapat juga meningkatkan efektivitas perusahaan.

2.4   Manfaat Keragaman dalam Organisasi
manfaat dari keberagaman dalam organisasi :
·         Keragaman membuat keputusan yang sulit dilihat lebih mudah karena keragaman membawa banyak ide dan pemikiran yang beragam sehingga memberikan alternatif dalam mengambil keputusan dan kebijakan.
·         Adanya keberagaman  keterampilan dan pengalaman dalam organisasi.
·         Memberikan pelayanan kepada konsumen berkualitas prima.
·         Membangun hubungan yang harmonis dalam organisasi yang beragam.
·         Keberagaman memberikan ruang terbuka bagi masyarakat dalam menjalin hubungan sosial dan budaya.

2.5   Tingkat-tingkat keragaman
·         Keragaman Level Permukaan (Surface-level diversity) Perbedaan-perbedaan dalam karakteristik yang mudah dinilai, seperti: jenis kelamin, ras, etnis, umur, atau dapat memunculkan stereotip tertentu.
·         Keragaman Level dalam (Deep-Level Diversity) perbedaan kepribadian, dan preferensi kerja yang menjadi lebih penting secara progresif dalam menentukan kesamaan, seiring semakin mengenal orang lain dengan baik.

2.6   Kendala dalam proses penerimaan keragaman
Dalam proses penerimaan keragaman mengalami beberapa kendala, yaitu
·         Prasangka merupakan perilaku negatif yang mengarahkan kelompok pada individualis berdasarkan pada keterbatasan atau kesalahan informasi tentang kelompok.
·         Kesukuan merupakan suatu golongan yang terkait dengan kesadaran dan identitas akan kesatuan budaya.
·         Stereotype adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan.
·         Kecendrungan menyalahkan korban merupakan suatu sikap yang menyudutkan atau membebankan masalah terhadap korban.
·         Diskriminasi adalah suatu peristiwa yang biasanya ditemukan dalam masyarakat manusia, itu karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan orang lain.

Dikarenakan dalam proses penerimaan keragaman mengalami beberapa kendala, oleh karena itu dilakukan berbagai upaya agar proses penirimaan dapat berhasil dilaksanaakan dalam kehidupan berorganisasi. Berikut merupan beberapa upaya yang digunakan dalam penerimaan keragaman :
·         mengurangi prasangka,
·         mengurangi stereotype,
·         meminimalkan miss comunication dengan orang lain,
·         membangun hubungan dengan beragam orang.

Bab 3 Pembahasan Kasus
3.1 Kasus Diversity Karyawan di PT. Bima Indonesia
PT. Bima Indonesia merupakan sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada dikabupaten Solok Selatan , Sumatra Barat. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1994 dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar yang pada waktu itu tidak mempunyai lapangan pekerjaan.  Pada tahun 1997 perusahaan perkebunan kelapa sawit ini memiliki jumlah karyawan sekitar 200 orang, baik yang bekerja diperkebunan maupun yang bekerja didalam perusahaan tersebut. Seiring dengan berjalannya  waktu, perusahaan tersebut berhasil menjadi salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar dipulau Sumatra dengan jumlah pekerja sekitar 500 orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Sebagai sebuah perusahaan perkebunan yang berada di tengah-tengah mayoritas suku Solok, PT. Bima Indonesia, perusahaan memberikan perlakuan yang sama/adil terhadap karyawan yang berasal dari suku Solok dengan karyawan yang berasal dari luar suku Solok  khususnya dalam  kedudukan dalam perusahaan.
 Pada tahun 2012, manajemen PT. Bima Indonesia membuat sebuah peraturan yang menyatakan setiap orang/ karyawan yang berhak menempati posisi tertinggi dalam perusahaan hanya berasal dari suku Solok saja dengan pertimbangan bahwa suku tersebut  lebih mengenal nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat Solok. Peraturan  manajemen tersebut  ditolak oleh karyawan yang bersal dari suku lain/diluar suku Solok, karyawan dari suku lain menganggap bahwa perusahaan telah melakukan diskriminasi terhadap mereka yang berasal dari suku lain. Menurut mereka, pihak manejemen tidak adil dalam menerapkan peraturan tersebut. Jika dibandingkan dengan karyawan dari suku Solok, pendidikan yang dimiliki oleh karyawan yang berasal dari luar suku Solok jauh lebih tinggi, sehingga kesempatan untuk menempati posisi yang lebih tinggi dalam perusahaan semakin mudah dan keberlangsungan perusahaan akan lebih baik. Sehingga sebagai minoritas para pekerja merasa mendapat perlakuan diskriminasi.
Masalah lain yang terjadi didalam PT. Bima Indonesia, yaitu diskriminasi terhadap karyawan wanita yang bekerja diperkebunan kelapa sawit. Diskriminasi yang terjadi yaitu karyawan wanita sering bekerja sendirian diperkebunan tanpa adanya bantuan dari pekerja laki-laki, sehingga dalam mengambil dan mengangkut biji-biji sawit juga dikerjakan oleh perempuan. Hal lain yang juga tidak jarang terjadi pada saat pekerja wanita berada diperkebunan yaitu pelecehan seksual, dan tidak diizinkan untuk membawa anak-anak mereka untuk datang ke perkebunan. Dalam pemberian gaji pun pihak perusahaan tidak memberikan gaji yang sepantasnya kepada para wanita yang bekerja diperkebunan, dan tidak memberikan upah tambahan buat mereka yang lembur.

Bab 4 Kesimpulan
Keberagaman (diversity) adalah segala hal yang berbeda. Ada 2 tingkatan dalam keragaman, yaitu, keragaman level permukaan dan level dalam. Adanya keberagaman tenaga kerja seringkali dipandang hanya akan menimbulkan masalah bagi perusahaan, namun pengelolaan keberagaman yang baik justru dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Agar dapat memperoleh keunggulan kompetitif tersebut, maka organisasi harus mengarah pada terbentuknya organisasi multibudaya yaitu organisasi yang menghargai, mempromosikan, dan secara proaktif mengelola perbedaan-perbedaan budaya yang ada diantara sumberdaya manusia yang dimilikinya. Pengelolaan organisasi ini dilakukan untuk meminimumkan konflik dan memaksimalkan keunggulan-keunggulan yang dapat diperoleh dari adanya keberagaman budaya sumber daya manusia.
       

Daftar pustaka
Aniafitriah. 2016. Makalah Keragaman Individual Manusia.
Sopiah. 2008. Prilaku Organisasional. Yogyakarta: C.V Andi offset.
Pratiwi, Annisa Dwi. 2013. Keberagaman dalam Organisasi.

Apriani, Tasya. 2015. Keragaman dalam Organisasi.
Ruthalia, Dhyan. 2016. Kasus Diversity Karyawan di PT. Bima Indonesia.